Cari Jodoh Di Kampung Janda Cibarayut Cigombong Bogor. Begini Caranya
Sejak dijuluki kampung janda, banyak pria dari luar daerah yang penasaran mendatangi kampung Panyarang Desa Cibarayut Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Motifnya pun beragam, ada yang sekadar ingin membuktikan cerita-cerita di medsos, melihat lebih dekat aktivitas wanita kampung hingga ada yang serius mencari pasangan hidup.
BRO. Parasnya cantik, ramah dan begitu cekatan melayani satu persatu anak-anak kampung yang ingin mendapatkan layanan kesehatan di Posyandu. Kadang disisipi candaan agar layanan kesehatan yang diberikan tidak terkesan horor bagi anak-anak, khususnya balita.
Pupuh panggilan akrab Wanita asal Kampung Panyarang, Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, yang mengabdikan dirinya menjadi kader Posyandu di desanya.
Sebagai kader pos yandu, Pupuh wanita 39 tahun ini membantu melayani masyarakat seperti membantu balita yang sakit, pemberian makanan bergizi bagi balita maupun saat menyalurkan bantuan bagi warganya.
Sebagai pelayan masyarakat, Pupuh paham betul seluk-beluk dan karakter warga kampung. Termasuk, ketika kampungnya Panyarang, Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, kesohor karena sebutan kampung janda.
Pupuh sendiri memang seorang janda beranak lima. Anak paling besarnya baru lulus sekolah menengah atas dan saat ini sedang nyantri di pesantren di luar kampung.
Status janda bagi Pupuh setelah dirinya ditalak suaminya yang memilih berpisah lima tahun silam.
Menyandang status janda tentu bukan hal mudah bagi Pupuh. Membesarkan anak seorang diri, mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anak-anak setiap hari. Semua lakon dijalani, sebagai ibu sekaligus ayah untuk anak-anaknya.
“Saya cerai sudah 5 tahun hidup sendiri. Di sini ada banyak janda, ada yang pisah masih muda, ada juga janda yang ditinggal meninggal,” kata Pupuh ketika disambangi bogornetwork.com, di rumahnya Selasa (14/9).
Kampungnya memang sempat kesohor lantaran sebutan kampung janda. Meski demikian, Pupuh mengaku julukan kampung janda sebernya sangat mengusik ketenteraman warga kampung.
Ia menyadari memang banyak wanita yang berstatus janda di kampung ini. Namun, bukan berarti warganya nyaman dijuluki warga kampung janda.
“Sebenarnya pada marah ya disebut kampung janda. Makanya warga diajak sama tokoh masyarakat jangan panggil kampung janda lagi. Mau dihapus (nama Kampung Janda). Dari dulu ngga ada sebutan kampung janda,”ungkapnya.
Pupuh tak menyebut berapa banyak jumlah janda yang tinggal di kampung Panyarang, sehingga dijuluki kampung janda. Namun Ia tahu persis siapa saja warga yang tinggal di sini yang berstatus janda.
“Saya suka mendata janda di sini buat mendapat bantuan dari perorangan atau dari pemerintah,” imbuhnya.
Menurutnya, latar belakang wanita berstatus janda di kampung ini juga macam-macam. Ada yang suaminya meninggal dunia akibat bencana longsor belasan tahun lalu, ada juga suami meninggal karena sakit dan perceraian.
“Ada yang baru menjanda 2 sampai 3 tahun sudah nikah lagi bahkan janda muda dengan usia muda pun ada karena bercerai. Jadi perempuan janda di kampung ini bukan saja akibat bencana longsor. Saya saja yang masih belum laku,” ungkap Pupuh sambil tersenyum malu seperti menebar pesona.
Seperti diketahui, julukan Kampung Panyarang sebagai kampung janda memang sudah lama, sejak tahun 90-an. Musababnya tak lepas dari beberapa peristiwa yang menyebabkan wanita di kampung itu kehilangan suami, sehingga menjanda.
Kisah paling memilukan adalah peristiwa longsor yang merenggut nyawa banyak kaum pria di kampung tersebut. Ada puluhan pria di kampung tersebut tewas akibat tertimbun longsor, sehingga menyebabkan banyak wanita menjanda.
Sejak cerita-cerita kampungnya viral di internet, warga kampung justru tak mau banyak bicara dengan orang luar yang bertanya-tanya soal asal-usul kampung janda.
Sebagian lain memilih diam dan mengarahkan ke salah seorang tokoh masyarakat, Ustaz Anwar Ardabili, apabila ada warga diluar Cigombong yang melancong dan ingin tau cerita asal muasal Kampung Janda.
Begini kata Ustaz Anwar sebagai tokoh masyarakat sekaligus kepala Dusun Panyarang.
Nama kampung janda ini merupakan julukan dari orang luar kampung yang sempat mengunjungi kampung ini. Dari interaksi mereka dengan beberapa warga, kebetulan yang mereka ajak bicara adalah ibu-ibu yang berstatus janda.
Diakui Ustazd, ada danau bekas tambang yang konon longsorannya membuat banyak kepala keluarga kampung ini tewas.
“Ada mahasiswa di tahun 2000-an lagi pelatihan. Mereka banyak bertanya dengan ibu sanah yang kebetulan seorang janda yang suaminya menjadi salah satu korban longsor. Ya dia kan warga dijawab seadanya,” katanya
Sebenarnya Ustadz Anwar Pria 43 tahun itu ingin meluruskan kasak-kusuk tentang kampung yang konon dihuni puluhan janda ini. Mulai dari bencana longsor tambang tahun 90-an yang katanya menjadi penyebab puluhan wanita di kampung ini menjadi janda, hingga isu lain seputar kematian massal akibat sambaran petir.
“Iya memang di sini janda banyak tetapi kalau soal janda karena musibah longsor itu tidak akurat, memang ada yang janda akibat suaminya kena longsor tapi tidak banyak,” ungkapnya
Bahkan warga di sini menolak jika penyebab wanita di kampungnya menjanda dikaitkan dengan peristiwa bencana longsor tambang batu cadas yang menewaskan para kaum pria kampung ini.
Penyematan kampung janda pun sempat mendapat membuat galau warga, tapi mereka hanya bisa pasrah.
“Bukan saya tidak menerima kalau kampung ini tidak banyak janda, tetapi jangan dikaitkan dengan bencana longsor tambang cadas mencapai sekian puluh orang, sehingga diakibatkan kampung ini jadi kampung janda. Bukan seperti itu,” tegas Anwar.
Sejak dijuluki kampung janda, Anwar mengakui banyak pria dari luar daerah yang penasaran mendatangi kampungnya.
Motifnya pun beragam, ada yang sekadar ingin membuktikan cerita-cerita di medsos, melihat lebih dekat aktivitas wanita kampung hingga ada yang serius mencari pasangan.
“Jadi ada orang Bandung sampai nginap di kampung janda. Orang yang nginap itu mau cari janda di sini, ingin dijadikan istri,” ungkapnya.
Bahkan di era medsos ini, Anwar mengakui ada fenomena kekinian di kampung janda yang tak pernah terjadi sebelumnya. Ada janda di kampungnya yang mencari jodoh lewat Facebook.
“Ya seperti anak muda zaman sekarang, ada dari Jakarta, ada janda cerai hidup mendapatkan suami orang Tangerang. Itu mah baru-baru saja,”ujarnya menutup percakapan bersama bogornetwork.com
Penulis : Ifan Jafar S
Editor : Azwar Lazuardy